BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam melakukan
pemasaran yang melintasi batas-batas negara
tuntut suatu interaksi dengan orang-orang dan lembaga-lembaga serta
organisasi yang di kelola dalam ligkungan kebudayaan yang berbeda . Nilai-nilai
yang penting bagi sekelompok orang mungkin tidak begitu berarti bagi kelompok
lain.
Perbedaan kebudayaan
sangat mempengaruhi prilaku pasar. Oleh karena itu, pemasar internasional
sangat perlu untuk sungguh-sungguh mengenal ciri khas kebudayaan negara-negara
yang dengannya mereka mengadakan hubungan bisnis. Literatur pemasaran
internasional penuh dengan contoh-contoh dimana unsur-unsur kebudayaan
bangsa-bangsa telah menimbulkan masalah-masalah yang tak teratasi. Di banding
fungsi-fungsi bisnis lainnya pemasaran lebih mungkin berhadapan dengan masalah kebudayaan,
karena pemasaran mau takmau harus berhubungan dengan orang-orang dalam setiap negara yang di tuju, pada
praktiknya hampir seurruh kebijakan pemasaran berkaitan dengan kebudayaan.
Pengaruh kebudayaan
pada usaha pemasaran internasional meliputi berbagai macam aspek. Pencantuman
faktor perbedaan kebudayaan dalam membuat kebijakan pemasaran untuk
meningkatkan kesuksesan ternyata telah lama menilmbulkan masalah kritis dalam
pemasaran luar negeri. Pada materi lingkungan budaa global dan prilaku pembelian
di mulai dengan pembahasan mengenai pengertian kebudayaan dan kemudian
menyelidiki pengaruh kebudayaan yang sangat besar terhadap pemasaran di luar
Amerika Serikat. Pengaruh struktur sosial –kultular suatu bangsa tehadap
kebijakan pemasaran yang berbeda.
BAB II
PEMBAHASAN
A. KONSEP BUDAYA
Budaya
terbentuk dengan cara yang berbeda. Budaya meliputi segala sikap dan tingkah
laku serta nilai-nilai yang dipelajari dan di turunkan kepada setiap orang yang
hidup dan tinggal di dalam masyarakat melalui pengalaman yang di peroleh.
Sebuah definisi klasik mengenai kebudayaan telah di ungkapkan oleh Sir
Edward Tylor :
“ Budaya ialah
keseluruhan yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, seni, moral,
hukum/peraturan, adat-istiadat, dan kemampuan – kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan
lain yang di peroleh ( setiap individu sebagai anggota) dalam masyarakat.2
Budaya
berkembang melalui hubungan sosial yang terus-menerus yang me mbentuk pola-pola
yang akhirnya dibatinkan oleh anggota-anggota dari setiap kelompok.
Secara umum di setujui
bahwa suatu kebudayaan harus memilki ketiga karakteristik berikut :
1. Kebudayan di pelajari, artinya,
kebudayaan di peroleh setiap orang sepanjang masa melalui keanggotaan mereka di
dalam suatu kelompok yang menurunkan kebudayaannya dari suatu berikutnya
generasi ke generasi berikutnya.
2. Kebudayaan bersifat kait-mengkait,
artinya setiap unsur dalam kebudayaan sangat berkaitan erat satu sama lain
3. Kebudayaan dbagikan, artinya
prinsip-prinsip suatu kebudayaan menyebar kepada setiap anggota yang lain dalam
suatu kelompok.
Konsep
kebudayaan sangat luas dan kompleks, yaitu meliputi setiap segi kehidupan
manusia. Hal ini meberi kesan bahwa kebudayaan menjawab seluruh kebutuhan
manusia, baik fisik maupun psikologis.
Suatu bangsa boleh jadi memiliki lebih dari satu kebudayaan. Kanada
misalnya yang memiliki kebudayaan ganda : kebudayaan orang-orang yang berbahasa
inggris dan kebudayaan orang-orang berbhasa prancis
B. Ruang Lingkup Budaya
Kebudayaan
merupakan suatu konsep pemikiran yang sangat luas. Dari titik pandang seorang
pemasar, suatu cara memperoleh pemahaman kebudayaan dalah menganalisis
elemen-elemen kebudayan berikut dalam suatu negara : kehidupan material, agama dan kepercayaan,
interaksi sosial, bahasa, estetika, agama dan kepercayaan, harga diri, dan
prasangka, serta etika dan adat istiadat.
Faktor lingkungan yang
mempengaruhi pemasaran internasional :
1) Kehidupan material
Kehidupan material memperlihatkan standar hidup dan tingkat
kemajuan teknologi. Kehidupan material mengacu pada kehidupan ekonomi, yakni
apa yang di lakukan oleh manusia untuk memperoleh nafkah . alat-alat,
pengetahuan, tehnik, metode-metode, dan proses-proses yang di gunakan oleh
suatu kebudayaan untuk menghasilkan barang dan jasa juga termasuk distribusi
dan konsumsinya, termasuk dalam bagian kehidupan material. Ada dua bagian
esensial dari kehidupan material, yaitu pengetahuan dan perekonomian.
Kehidupan
material suatu masyarakat tidak dapat di gambarkan dengan sederhana, melainkan
jatuh pada suatu rangkain kehidupan material yang kedua kutubnya adalah
tradisional dan industrial.
2) Interaksi sosial
Interaksi sosial membangun aturan-aturan
yang di mainkan seseorang dalam masyarakat serta pola kekuasaan dan kewajiban
mereka. Aturan dan pola ini di dukung oleh kerangka lembaga-lembaga masyarakat,
yang meliputi, misalnya, pendidikan dan perkawinan. Aturan –aturan sosial juga
di bangun oleh kebudayaan. Demikian juga halnya dengan kewibawaan orang tua,
guru, dan para agamawan yang di junjung tinggi di banyak masyarakat.
Berkenaan
dengan pemasaran, interaks sosial mempengaruhi keputusan dan prilaku pembeli suatu
keluarga interaksi sosial menentukan
pandangan, pendapat dan kesempatan seseorang dalam mempengaruhi pasar.
Sebuah
penelitian empiris yang di lakukan oleh Tan dan Mccullough memperlihatkan
bagaimana perbedaan kebudayaan mempengaruhi dalam keputusan pembelian.
3) Bahasa
Bahasa
sebagai bagian dari kebudayaan di anggap tidak hanya dalam arti harfiah seperti
kata-kata yang di ucapkan, tetapi juga sebagai simbol komunikasi dari waktu,
ruang, benda-benda, persahabatan dan kesepakatan. Banyak bahasa yang berbeda-beda
di dunia ini yang tidak dapat di terjemahkan seara harfiah. Pengertian dari
aspeksimbolis dan fisik pada komunikasi dalam kebudayaan yang berbeda lebih
sulit lagi di mengerti
C. Budaya dan Pemasaran
Budaya memengaruhi
setiap aspek pemsarn, sebuah perusahaan yang berorientasi pemasaran harus
mengambil keputusan berdasarkan sudut pandang pelanggan. Tindakan-tindakan para
pelanggan di bentuk oleh gaya hidup dan pola tingkah laku yang berasal dari
kebudayaan masyarakat mereka. pengaruh kebudayaan terhadap sudut pandang
pemasaran di nyatakan di dalam tampilan 7.1 yang memperlihatkan bagaimana
orang-orang brazil bereaksi negatif (memberikan tanggapan terbalik) terhadap
barang-barang hasil produksi yang sukses di amerika serikat.
Peraga
7.1. pengaruh kebudayaan pada keutusan
pemasaran
|
|
|
|
|
Fakta-fakta empiris tentang cara hidup dan persebdaan tingkah laku telah
di ungkapkan oleh sejumlah pengarang. Walaupun banyak kajian yang di bahas di
sini sering di bahas, namun hal ini toh
menggaris bawahi hal-hal penting dalam perbedaan budaya dari sudut pandang
seorang pemasar.
Dengan
mendasarkan penemuannya pada penelitian terhadap sejumlah konsumen yang
melintasi batas-batas budaya, plumer memperlihatkan perbedaan yang cukup
berarti di antara warga dari negara-negara yang berbeda atas suatu dimensi yang
beraneka ragam. Sebagai contoh
orang-orang inggris,italia,prancis dan amerika serikat memegang teguh pendangan
tradisional dan konservatif atas pernyataan-pernyataan prinsip moral dari pada
orang jerman dan australia.
Perbedaan yang sama di temukan oleh dauglas dalam
perbandingan antar bangsa.
Meskiipun tidak masalah siapa pembelinya, dan di mana
terjadi pembelian, namun perbedaan budaya akan selalu mempengaruhi pengambilan
keputusan ketika berhadapan dengan produk dan harganya,maupun distribusi dan
promosinya. Kekurangtahuan akan praktek bisnis, kebiasaan-kebiasaan sosial, dan
etiket dari suatu negara dapat melemahkan posisi suatu perusahan di dalam
pasar, menghambat dalam pencapaian tujuan, dan akhirnya berakibat pada
kegagalan.
Produk
Ada
dua produk yang mirip yang di perkenalkan di sebuah negara. Satu di antaranya
di terima dengan baik,sementara yang satu lagi gagal.walaupun keadaan produk di
pasar tergantung pada berbgai macam faktor, namun dalam beberapa kasus
kegagalan secara langsung terjadi karena kesalapahaman dalam berhadapan dengan
kebudayaan.sebagai contoh, kentucky fried chicken di terima dengan baik di
prancis(seperti halnya di jerman dan inggris),tetapi McDonald’s gagal.
Suatu produk yang telah
sukses di amerika serikat mungkin tidak akan memperoleh hasil yang sama di
tempat lain. Kadang-kadang sebuah produk yang tidak mendapat sambutan di
amerika serikat berkemungkinan sukses di tempat lain bila bentuknya di
sesuaikan dengan budaya setempat. Keberhasilan mister donut di jepang merupakan
hasil rentetan modifikasi yang sederhana tapi pantas.cangkir kopi mereka lebih
kecil dan lebih ringan sehingga cocok dengan ukuran rata-rata jari tangan orang
jepang. Bahkan donatnya juga lebih kecil bila bandingkan dengan ukuran di
amerika serikat.
Secara umum produk yang
hendak di pasarkan keluar negeri harus cocok dengan keadaan lingkungan budaya
negara yang hendak di tuju. Sikap untuk mempertimbangkan risiko yang akan di
terima juga di pengaruhi oleh kebudayaan.
Distribusi
Dimensi kultural suatu
bangsa dapat menjadikan suatu rencana distribusi lebih hidup dan bergairah.
Sebagai contoh , di amerika serikat, sears mendapatkan penjualan roebuck dalam
presentase yang sangat besar. Namun , di mexico, sears telah membuat dua hal
yang berbeda, untuk menanggapi aspek harga diri budaya setempat. Kedua, barang
produksi yang di buat di mexico dengan tetap mempertahankan cap amerika untuk
menjawab kebutuhan pembeli yang menginginkan merek amerika. Saluran distribusi
barang mungkin perlu di modifikasi agar sesuai dengan kondisi
setempat.batas-batas budaya memengaruhi pemetaan daerah pemasaran
Harga
Harga atas produk yang
tersedia di bayar konsumen tergantung pada nilai perkiraan dan aktual dari
produk tersebut. Nilai barang yang di impor dari negara-negara barat, misalnya
di anggap lebih tinggi di negara sedang berkembang.sebuah penyelidikan empiris
yang di lakukan oleh cattin dengan rekan-rekannya memperlihatkan bahwa para
manajer pembelian amerika dan prancis memiliki tingkat-tingkat kepentingan yang
bermacam-macam terhadap barang-barang yang di hailkan di negara-negara yang
berbeda. Sebagai contoh, label buatan inggris tampak lebih di minati di prancis
karena mereka menganggap produk-produk itu lebih mewah inventif daripada yang
berlabel buatan amerika. Di sisi lain, barang-barang yang berlabel buatan
jerman lebih di minati oleh orang-orang amerika daripada oleh orang-orang
prancis.akan tampak di negara-negara diman kesan suatu barang tinggi, harga
yang lebih tinggi mungkin akan di kenakan.
D.
Analisis Budaya-Keunggulan Pandangan Negara Tuan
Rumah
Analisis
kultural yang berbeda perlu bagi perumusan strategi pemasaran internasional.
Secara konseptual, analisis kultural itu dapat di dasarkan pada yang manapun
dari ketiga pendekatan berikut ini: etnosentrisme, asimilasi, dan keunggulan
pandangan tuan rumah.pendekatan etnosentrisme menganggap “kamilah yang terbaik” banyak perusahaan amerika serikat salah
karena menganggap bahwa apa yang baik di tempat sendiri pasti baik juga di
pasar-pasar luar negeri.pendekatan asimilasi menganggap bahwa karena amerika
adalah wadah percampuran budaya, maka ciri-ciri khas budaya di amerika pasti
cocok dimanapun dan yang ketiga ialah keunggulan pandangan negara tuan rumah
memberi perhatian tentang keaadaan pasar dan menekankan kebijakan-kebijakan
yang di dasarkan pada ciri khas budaya setempat, budaya tuan rumah.
Penafsiran
budaya
Suatu penafsiran atas budaya suatu negara demi
kesuksesan pemasaran meliputi analisis atas sikap, motivasi,persepsi, dan
proses belajar orang-orang. Nilai budaya suatu bangsa dapat di pelajari melalui
observasi maupun kerja lapangan. Observasi menuntut tinggal dan hidup dalam
suatu lingkunganj budaya selama periode waktu yang lama agar sungguh-sungguh
terlibat dalam seluruh pola kehidupannya. Kerja lapngan di sisi lain, meliputi
pengumpulan informasi tentang perangkat unsur-unsur yang memiliki relasi budaya
setempat. Sementara itu metode observasi mungkin lebih di inginkan demi
pemahaman suatu budaya dengan lebih dempurna. Namun dari sudut bisnis metode
ini memang tidak praktis. Jadi mempelajari budaya untuk keperluan perdagangan
internasional harus di dasarkan pada metode kerja lapangan.
E.
Adaptasi Budaya
Adaptasi
budaya mengacu pada penentuan kebijakan bisnis yang sesuai dengan ciri khas
budaya suatu masyarakat. Dengan kata lain, adaptasi menuntut bahwa kebijakan
yang di ambil itu harus peka terhadap budaya setempat untuk menjamin bahwa
adat-istiadat, tradisi dan hal-hal yang tabu tidak membatasi mereka dalam
mengimplementasikannya.
Kerangka
kerja adaptasi
Lee mengajukan suatu
prosedur yang terdiri dari empat langkah untuk memeriksa pengaruh SRC dalam
adaptasi bisnis:
Langkah 1: Menetapkan
masalah atau tujuan bisnis dalam hubungannya dengan ciri khas
budaya,kebiasaan,atau norma-norma amerika serikat
Langkah 2 : menetapkan
masalah atau tujuan bisnis dalam hubungannya dengan ciri khas,kebiasaan ,atau
norma-norma budaya bangsa asing. Jangan menjatuhkan penilaian atas nilai-nilai
tersebut.
Langkah 3: singkirkan
pengaruh SRC dalam masalah itu dan periksalah hal itu dengan penuh
kehati-hatian untuk melihat bagaimana hal itu mempersulit masalah tadi.
Langkah 4: definisikan
kembali masalah tadi tanpa pengaruh SRC dan pecahkan demi menciptakan suasana
bisnis yang mencapai tujuannya.
Lingkungan
adaptasi
Secara esensial , ada tiga lingkup yang
tercakup dalam adaptasi bisnis luar negeri: produk,institusi, dan individu.
Produk dapat di pasarkan keluar negeri, dengan di modifikasi hingga cocok
dengan iklim, spesifikasi elektronik, preferensi warna dan minat luar negeri
atau produk itu di rancang ulang sama sekali agar sesuai dengan kebutuhan
masyarakat setempat. Adaptasi tingkah laku yang cocok perlu untuk memperoleh
keberhasilan dalam bisnis luar negeri. Adaptasi jangan di slah mengerti dengan
arti bahwa seorang harus menyesuaikan diri dengan sikap dan tingkah laku serta
ciri khas budaya negara setempat.melainkan, seorang harus, dengan melepaskan
diri dari SRC, mencai pemahaman akan suatu budaya, mengembangkan semangat
toleransi dan apresiasi terhadap budaya yang berbeda-beda
F.
Perubahan Budaya
Sementara
para pemasar internasional harus mengerti bahwa budaya memengaruhi seluruh
aspek kehidupan dan dengan demikian menuntut mereka untuk akrab dengan budaya
tersebut demi pelaksanaan kebijakan pemsaran yang sesuai. Mereka juga di tuntut
untuk menyadari bahwa budaya tersebut mengalami perubahan dalam perjalanan
waktu. Karakteristik budaya ini rupanya memberikan suatu peluang yang menarik.
Barang dan jasa yang pada suatu waktu tidak dapat di padarkan kedalam suatu
budaya tertentu, mungkin nantinta dapat di terima dan di sambut dengan baik
karena adanya perubahan budaya. Dengan kata lain, perubahan budaya memengaruhi
sambutan dan tanggapan orang atas suatu barang yang baru.
Dasar-dasar
perubahan budaya
Terjadinya perubahan budaya adalah
melalui perkembangan ekonomi dan teori hierarki kebutuhan maslow. Maslow
menyusun dan menggolongkan tingkat kebutuhan manusia mulai dari kebutuhan yang
paling rendah sampai kebutuhan yang paling tinggi : kebutuhan jasmani, kebutuhan rasa aman, kebutuhan sosial, kebutuhan ego
dan kebutuhan aktualisasi diri.dengan suatu negara mulai bergerak dari
suatu tingkat ekonomi yang rendah, diman pemenuhan kebutuhan jasmani sebagai
kebutuhan utamanya, menuju suatu situasi dimana kebutuhan dasar itu telah mudah
tercapai, kebutuhan yang baru telah menjadi tujuan.
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
Ciri
khas budaya suatu bangsa mempunyai pengaruh yang sangat dalam atas pola gaya
hidup dan tingkah laku orang, dan semuanya itu tercermin pada pasar. Budaya
ialah suatu istilah yang sangat kompleks, dan definisinya yang tepat sngant
sulit,. Namun, secara luas budaya di definisikan sebagai suatu yang merujuk
kepada semua tingkah laku yang di pelajri dari semua aspek kehidupan dan
kehidupan yang di turunkan dari generasi ke generasi. Perbedaan budaya di
antara bangsa-bangsa dapat di amati dengan seksama dan halus
Daftar pustaka
Subhash C.Jain.2001. Manajemen Pemasaran
Internasional.erlangga.jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar