Minggu, 23 Maret 2014

budaya global dan perilaku pembelian



BAB 1
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Dalam melakukan pemasaran yang melintasi batas-batas negara  tuntut suatu interaksi dengan orang-orang dan lembaga-lembaga serta organisasi yang di kelola dalam ligkungan kebudayaan yang berbeda . Nilai-nilai yang penting bagi sekelompok orang mungkin tidak begitu berarti bagi kelompok lain.
Perbedaan kebudayaan sangat mempengaruhi prilaku pasar. Oleh karena itu, pemasar internasional sangat perlu untuk sungguh-sungguh mengenal ciri khas kebudayaan negara-negara yang dengannya mereka mengadakan hubungan bisnis. Literatur pemasaran internasional penuh dengan contoh-contoh dimana unsur-unsur kebudayaan bangsa-bangsa telah menimbulkan masalah-masalah yang tak teratasi. Di banding fungsi-fungsi bisnis lainnya pemasaran lebih mungkin berhadapan dengan masalah kebudayaan, karena pemasaran mau takmau harus berhubungan dengan orang-orang  dalam setiap negara yang di tuju, pada praktiknya hampir seurruh kebijakan pemasaran berkaitan dengan kebudayaan.
Pengaruh kebudayaan pada usaha pemasaran internasional meliputi berbagai macam aspek. Pencantuman faktor perbedaan kebudayaan dalam membuat kebijakan pemasaran untuk meningkatkan kesuksesan ternyata telah lama menilmbulkan masalah kritis dalam pemasaran luar negeri. Pada materi lingkungan budaa global dan prilaku pembelian di mulai dengan pembahasan mengenai pengertian kebudayaan dan kemudian menyelidiki pengaruh kebudayaan yang sangat besar terhadap pemasaran di luar Amerika Serikat. Pengaruh struktur sosial –kultular suatu bangsa tehadap kebijakan pemasaran yang berbeda.






BAB II
PEMBAHASAN
A.    KONSEP BUDAYA

Budaya terbentuk dengan cara yang berbeda. Budaya meliputi segala sikap dan tingkah laku serta nilai-nilai yang dipelajari dan di turunkan kepada setiap orang yang hidup dan tinggal di dalam masyarakat melalui pengalaman yang di peroleh. Sebuah definisi klasik mengenai kebudayaan telah di ungkapkan oleh Sir Edward  Tylor :

“ Budaya ialah keseluruhan yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum/peraturan, adat-istiadat, dan kemampuan – kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan lain yang di peroleh ( setiap individu sebagai anggota) dalam masyarakat.2

Budaya berkembang melalui hubungan sosial yang terus-menerus yang me mbentuk pola-pola yang akhirnya dibatinkan oleh anggota-anggota dari setiap kelompok.
Secara umum di setujui bahwa suatu kebudayaan harus memilki ketiga karakteristik berikut :

1.      Kebudayan di pelajari, artinya, kebudayaan di peroleh setiap orang sepanjang masa melalui keanggotaan mereka di dalam suatu kelompok yang menurunkan kebudayaannya dari suatu berikutnya generasi ke generasi  berikutnya.
2.      Kebudayaan bersifat kait-mengkait, artinya setiap unsur dalam kebudayaan sangat berkaitan erat satu sama lain
3.      Kebudayaan dbagikan, artinya prinsip-prinsip suatu kebudayaan menyebar kepada setiap anggota yang lain dalam suatu kelompok.
Konsep kebudayaan sangat luas dan kompleks, yaitu meliputi setiap segi kehidupan manusia. Hal ini meberi kesan bahwa kebudayaan menjawab seluruh kebutuhan manusia, baik fisik maupun psikologis.  Suatu bangsa boleh jadi memiliki lebih dari satu kebudayaan. Kanada misalnya yang memiliki kebudayaan ganda : kebudayaan orang-orang yang berbahasa inggris dan kebudayaan orang-orang berbhasa prancis

B.     Ruang Lingkup Budaya
Kebudayaan merupakan suatu konsep pemikiran yang sangat luas. Dari titik pandang seorang pemasar, suatu cara memperoleh pemahaman kebudayaan dalah menganalisis elemen-elemen kebudayan berikut dalam suatu negara :  kehidupan material, agama dan kepercayaan, interaksi sosial, bahasa, estetika, agama dan kepercayaan, harga diri, dan prasangka, serta etika dan adat istiadat.

Faktor lingkungan yang mempengaruhi pemasaran internasional :
1)      Kehidupan material
Kehidupan material  memperlihatkan standar hidup dan tingkat kemajuan teknologi. Kehidupan material mengacu pada kehidupan ekonomi, yakni apa yang di lakukan oleh manusia untuk memperoleh nafkah . alat-alat, pengetahuan, tehnik, metode-metode, dan proses-proses yang di gunakan oleh suatu kebudayaan untuk menghasilkan barang dan jasa juga termasuk distribusi dan konsumsinya, termasuk dalam bagian kehidupan material. Ada dua bagian esensial dari kehidupan material, yaitu pengetahuan dan perekonomian. 
Kehidupan material suatu masyarakat tidak dapat di gambarkan dengan sederhana, melainkan jatuh pada suatu rangkain kehidupan material yang kedua kutubnya adalah tradisional dan industrial.
2)      Interaksi sosial
Interaksi sosial membangun aturan-aturan yang di mainkan seseorang dalam masyarakat serta pola kekuasaan dan kewajiban mereka. Aturan dan pola ini di dukung oleh kerangka lembaga-lembaga masyarakat, yang meliputi, misalnya, pendidikan dan perkawinan. Aturan –aturan sosial juga di bangun oleh kebudayaan. Demikian juga halnya dengan kewibawaan orang tua, guru, dan para agamawan yang di junjung tinggi di banyak masyarakat.
Berkenaan dengan pemasaran, interaks sosial mempengaruhi keputusan dan prilaku pembeli suatu keluarga  interaksi sosial menentukan pandangan, pendapat dan kesempatan seseorang dalam mempengaruhi pasar.
Sebuah penelitian empiris yang di lakukan oleh Tan dan Mccullough memperlihatkan bagaimana perbedaan kebudayaan mempengaruhi dalam keputusan pembelian.
3)      Bahasa
Bahasa sebagai bagian dari kebudayaan di anggap tidak hanya dalam arti harfiah seperti kata-kata yang di ucapkan, tetapi juga sebagai simbol komunikasi dari waktu, ruang, benda-benda, persahabatan dan kesepakatan. Banyak bahasa yang berbeda-beda di dunia ini yang tidak dapat di terjemahkan seara harfiah. Pengertian dari aspeksimbolis dan fisik pada komunikasi dalam kebudayaan yang berbeda lebih sulit lagi di mengerti



C.     Budaya dan Pemasaran
Budaya memengaruhi setiap aspek pemsarn, sebuah perusahaan yang berorientasi pemasaran harus mengambil keputusan berdasarkan sudut pandang pelanggan. Tindakan-tindakan para pelanggan di bentuk oleh gaya hidup dan pola tingkah laku yang berasal dari kebudayaan masyarakat mereka. pengaruh kebudayaan terhadap sudut pandang pemasaran di nyatakan di dalam tampilan 7.1 yang memperlihatkan bagaimana orang-orang brazil bereaksi negatif (memberikan tanggapan terbalik) terhadap barang-barang hasil produksi yang sukses di amerika serikat.
Peraga 7.1. pengaruh kebudayaan pada keutusan pemasaran


Budaya konsumen
 
 
Pengaruh pada keputusan pemasaran perusahaan
 
Tindakan di tempat pemasaran
 
Pola tingkahlaku
 
Gaya hidup
 
                                                                               










                                                                                                                           
   Fakta-fakta empiris tentang cara hidup dan persebdaan tingkah laku telah di ungkapkan oleh sejumlah pengarang. Walaupun banyak kajian yang di bahas di sini  sering di bahas, namun hal ini toh menggaris bawahi hal-hal penting dalam perbedaan budaya dari sudut pandang seorang pemasar.
Dengan mendasarkan penemuannya pada penelitian terhadap sejumlah konsumen yang melintasi batas-batas budaya, plumer memperlihatkan perbedaan yang cukup berarti di antara warga dari negara-negara yang berbeda atas suatu dimensi yang beraneka ragam. Sebagai contoh orang-orang inggris,italia,prancis dan amerika serikat memegang teguh pendangan tradisional dan konservatif atas pernyataan-pernyataan prinsip moral dari pada orang jerman dan australia.
Perbedaan yang sama di temukan oleh dauglas dalam perbandingan antar bangsa.
Meskiipun tidak masalah siapa pembelinya, dan di mana terjadi pembelian, namun perbedaan budaya akan selalu mempengaruhi pengambilan keputusan ketika berhadapan dengan produk dan harganya,maupun distribusi dan promosinya. Kekurangtahuan akan praktek bisnis, kebiasaan-kebiasaan sosial, dan etiket dari suatu negara dapat melemahkan posisi suatu perusahan di dalam pasar, menghambat dalam pencapaian tujuan, dan akhirnya berakibat pada kegagalan.

Produk
Ada dua produk yang mirip yang di perkenalkan di sebuah negara. Satu di antaranya di terima dengan baik,sementara yang satu lagi gagal.walaupun keadaan produk di pasar tergantung pada berbgai macam faktor, namun dalam beberapa kasus kegagalan secara langsung terjadi karena kesalapahaman dalam berhadapan dengan kebudayaan.sebagai contoh, kentucky fried chicken di terima dengan baik di prancis(seperti halnya di jerman dan inggris),tetapi McDonald’s gagal.
Suatu produk yang telah sukses di amerika serikat mungkin tidak akan memperoleh hasil yang sama di tempat lain. Kadang-kadang sebuah produk yang tidak mendapat sambutan di amerika serikat berkemungkinan sukses di tempat lain bila bentuknya di sesuaikan dengan budaya setempat. Keberhasilan mister donut di jepang merupakan hasil rentetan modifikasi yang sederhana tapi pantas.cangkir kopi mereka lebih kecil dan lebih ringan sehingga cocok dengan ukuran rata-rata jari tangan orang jepang. Bahkan donatnya juga lebih kecil bila bandingkan dengan ukuran di amerika serikat.
Secara umum produk yang hendak di pasarkan keluar negeri harus cocok dengan keadaan lingkungan budaya negara yang hendak di tuju. Sikap untuk mempertimbangkan risiko yang akan di terima juga di pengaruhi oleh kebudayaan.

Distribusi
Dimensi kultural suatu bangsa dapat menjadikan suatu rencana distribusi lebih hidup dan bergairah. Sebagai contoh , di amerika serikat, sears mendapatkan penjualan roebuck dalam presentase yang sangat besar. Namun , di mexico, sears telah membuat dua hal yang berbeda, untuk menanggapi aspek harga diri budaya setempat. Kedua, barang produksi yang di buat di mexico dengan tetap mempertahankan cap amerika untuk menjawab kebutuhan pembeli yang menginginkan merek amerika. Saluran distribusi barang mungkin perlu di modifikasi agar sesuai dengan kondisi setempat.batas-batas budaya memengaruhi pemetaan daerah pemasaran

Harga
Harga atas produk yang tersedia di bayar konsumen tergantung pada nilai perkiraan dan aktual dari produk tersebut. Nilai barang yang di impor dari negara-negara barat, misalnya di anggap lebih tinggi di negara sedang berkembang.sebuah penyelidikan empiris yang di lakukan oleh cattin dengan rekan-rekannya memperlihatkan bahwa para manajer pembelian amerika dan prancis memiliki tingkat-tingkat kepentingan yang bermacam-macam terhadap barang-barang yang di hailkan di negara-negara yang berbeda. Sebagai contoh, label buatan inggris tampak lebih di minati di prancis karena mereka menganggap produk-produk itu lebih mewah inventif daripada yang berlabel buatan amerika. Di sisi lain, barang-barang yang berlabel buatan jerman lebih di minati oleh orang-orang amerika daripada oleh orang-orang prancis.akan tampak di negara-negara diman kesan suatu barang tinggi, harga yang lebih tinggi mungkin akan di kenakan.


D.    Analisis Budaya-Keunggulan Pandangan Negara Tuan Rumah
Analisis kultural yang berbeda perlu bagi perumusan strategi pemasaran internasional. Secara konseptual, analisis kultural itu dapat di dasarkan pada yang manapun dari ketiga pendekatan berikut ini: etnosentrisme, asimilasi, dan keunggulan pandangan tuan rumah.pendekatan etnosentrisme menganggap “kamilah yang terbaik”  banyak perusahaan amerika serikat salah karena menganggap bahwa apa yang baik di tempat sendiri pasti baik juga di pasar-pasar luar negeri.pendekatan asimilasi menganggap bahwa karena amerika adalah wadah percampuran budaya, maka ciri-ciri khas budaya di amerika pasti cocok dimanapun dan yang ketiga ialah keunggulan pandangan negara tuan rumah memberi perhatian tentang keaadaan pasar dan menekankan kebijakan-kebijakan yang di dasarkan pada ciri khas budaya setempat, budaya tuan rumah.

Penafsiran budaya
 Suatu penafsiran atas budaya suatu negara demi kesuksesan pemasaran meliputi analisis atas sikap, motivasi,persepsi, dan proses belajar orang-orang. Nilai budaya suatu bangsa dapat di pelajari melalui observasi maupun kerja lapangan. Observasi menuntut tinggal dan hidup dalam suatu lingkunganj budaya selama periode waktu yang lama agar sungguh-sungguh terlibat dalam seluruh pola kehidupannya. Kerja lapngan di sisi lain, meliputi pengumpulan informasi tentang perangkat unsur-unsur yang memiliki relasi budaya setempat. Sementara itu metode observasi mungkin lebih di inginkan demi pemahaman suatu budaya dengan lebih dempurna. Namun dari sudut bisnis metode ini memang tidak praktis. Jadi mempelajari budaya untuk keperluan perdagangan internasional harus di dasarkan pada metode kerja lapangan.



E.     Adaptasi Budaya
Adaptasi budaya mengacu pada penentuan kebijakan bisnis yang sesuai dengan ciri khas budaya suatu masyarakat. Dengan kata lain, adaptasi menuntut bahwa kebijakan yang di ambil itu harus peka terhadap budaya setempat untuk menjamin bahwa adat-istiadat, tradisi dan hal-hal yang tabu tidak membatasi mereka dalam mengimplementasikannya.

Kerangka kerja adaptasi
Lee mengajukan suatu prosedur yang terdiri dari empat langkah untuk memeriksa pengaruh SRC dalam adaptasi bisnis:
Langkah 1: Menetapkan masalah atau tujuan bisnis dalam hubungannya dengan ciri khas budaya,kebiasaan,atau norma-norma amerika serikat
Langkah 2 : menetapkan masalah atau tujuan bisnis dalam hubungannya dengan ciri khas,kebiasaan ,atau norma-norma budaya bangsa asing. Jangan menjatuhkan penilaian atas nilai-nilai tersebut.
Langkah 3: singkirkan pengaruh SRC dalam masalah itu dan periksalah hal itu dengan penuh kehati-hatian untuk melihat bagaimana hal itu mempersulit masalah tadi.
Langkah 4: definisikan kembali masalah tadi tanpa pengaruh SRC dan pecahkan demi menciptakan suasana bisnis yang mencapai tujuannya.

Lingkungan adaptasi
        Secara esensial , ada tiga lingkup yang tercakup dalam adaptasi bisnis luar negeri: produk,institusi, dan individu. Produk dapat di pasarkan keluar negeri, dengan di modifikasi hingga cocok dengan iklim, spesifikasi elektronik, preferensi warna dan minat luar negeri atau produk itu di rancang ulang sama sekali agar sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat. Adaptasi tingkah laku yang cocok perlu untuk memperoleh keberhasilan dalam bisnis luar negeri. Adaptasi jangan di slah mengerti dengan arti bahwa seorang harus menyesuaikan diri dengan sikap dan tingkah laku serta ciri khas budaya negara setempat.melainkan, seorang harus, dengan melepaskan diri dari SRC, mencai pemahaman akan suatu budaya, mengembangkan semangat toleransi dan apresiasi terhadap budaya yang berbeda-beda

F.     Perubahan Budaya
Sementara para pemasar internasional harus mengerti bahwa budaya memengaruhi seluruh aspek kehidupan dan dengan demikian menuntut mereka untuk akrab dengan budaya tersebut demi pelaksanaan kebijakan pemsaran yang sesuai. Mereka juga di tuntut untuk menyadari bahwa budaya tersebut mengalami perubahan dalam perjalanan waktu. Karakteristik budaya ini rupanya memberikan suatu peluang yang menarik. Barang dan jasa yang pada suatu waktu tidak dapat di padarkan kedalam suatu budaya tertentu, mungkin nantinta dapat di terima dan di sambut dengan baik karena adanya perubahan budaya. Dengan kata lain, perubahan budaya memengaruhi sambutan dan tanggapan orang atas suatu barang yang baru.

Dasar-dasar perubahan budaya
       Terjadinya perubahan budaya adalah melalui perkembangan ekonomi dan teori hierarki kebutuhan maslow. Maslow menyusun dan menggolongkan tingkat kebutuhan manusia mulai dari kebutuhan yang paling rendah sampai kebutuhan yang paling tinggi : kebutuhan jasmani, kebutuhan rasa aman, kebutuhan sosial, kebutuhan ego dan kebutuhan aktualisasi diri.dengan suatu negara mulai bergerak dari suatu tingkat ekonomi yang rendah, diman pemenuhan kebutuhan jasmani sebagai kebutuhan utamanya, menuju suatu situasi dimana kebutuhan dasar itu telah mudah tercapai, kebutuhan yang baru telah menjadi tujuan.



BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Ciri khas budaya suatu bangsa mempunyai pengaruh yang sangat dalam atas pola gaya hidup dan tingkah laku orang, dan semuanya itu tercermin pada pasar. Budaya ialah suatu istilah yang sangat kompleks, dan definisinya yang tepat sngant sulit,. Namun, secara luas budaya di definisikan sebagai suatu yang merujuk kepada semua tingkah laku yang di pelajri dari semua aspek kehidupan dan kehidupan yang di turunkan dari generasi ke generasi. Perbedaan budaya di antara bangsa-bangsa dapat di amati dengan seksama dan halus


















Daftar pustaka
Subhash C.Jain.2001. Manajemen Pemasaran Internasional.erlangga.jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar